Hai, hai, sobat NAC, MiNa masih mau bahas tentang penulisan tanda baca yang masih berhubungan dengan #onedaystory2 #bersamaNAC, yaitu tanda petik (“ … ” ).

Ada tiga poin dalam penulisan tanda petik, yaitu:

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Contoh : 

.

“Jika kamu patah hati, jadikan si dia tokoh antagonis dalam ceritamu,” kata Asma Nadia dalam salah satu unggahan tiktok-nya.

Tolong sampaikan salam padanya,” ujar Dewa, “aku rindu.”

.

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Contoh :

.

Sartono, pencipta “Hymne Guru” adalah seorang guru music kelahiran Madiun.

Reno paling suka bagian “Takpala” dalam buku Petualangan Rudolf di Pulau Kenari.

.

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dienal atau kata yang mempunyai arti khusus.

Contoh :

 

Rumah itu “berandang” sebab pepohonan di sekitarnya sudah habis ditebang.

Mereka memberi “bingkisan” sebagai pelicin keluarnya ijin usaha.

.

Oke, ya! Jumpa lagi, pekan depan…

Semoga bermanfaat.