THIS IS MY WAY (Sebuah Perjalanan Menemukan Hakikat Hidup Yang Sesungguhnya) - MAFTUHA {Jihan Mawaddah}

 






Oleh Jihan Mawaddah (@jihanmw)

 

Bila engkau ingin mengetahui secara persis di mana letaknya batas-batas kemungkinan dalam hidup ini, aku kira engkau harus berani mencoba melangkah setapak. Melewati sedikit saja garis kemungkinan. Sampai engkau masuk dalam wilayah kemustahilan yang telah banyak membuat orang putus asa. Setelah engkau alami sendiri, nanti baru tahu bahwa kemustahilan itu hanya imajinasi orang yang berakal pendek. Imajinasi tersebut dibangun karena berdasarkan ketergantungan kepada sesama. Tetapi ketika bergantungmu kepada Tuhan Yang Mahakuasa maka apa saja bisa.

(Penggalan Irama Cinta, Buya Syakur – Pengasuh PP Candangpinggan, Indramayu)

 

Membaca penggalan Irama Cinta dari Buya Syakur sebelum membaca bab pertama dari This is My Way ini seolah sedang mengingatkan saya sebagai pembaca bahwa sudahkah kalimat yang selama ini kita lafazkan dalam doa dan salat benar-benar diterapkan dalam tingkah pola?

Bahwa sesungguhnya, salatku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Membaca buku ini mengingatkan saya betapa kuasa Tuhan itu memang tidak terbatas. Apa yang tidak mungkin di mata manusia, bisa saja terjadi atas kehendak Allah. Kadang, sebagai manusia kita hanya ingat untuk terus berusaha, lalu berhenti dan mengusahakan hal lain. Tanpa sejenak memberi jeda pada jiwa untuk menyerahkan segala urusan yang sudah diselesaikan pada Tuhan Sang Penggenggam Alam Semesta.

Manusia terlalu pongah ketika menumpukan segala sesuatu dari kerja kerasnya saja tanpa mengingat bagaimana takdir Allah bekerja, maka di sinilah kekuatan doa. Penulis mencoba menyampaikan banyak hikmah pada kita bahwa bagaimanapun perjalanan hidup, jangan lupa akan hakikat kita sebagai manusia, musafir di bumi ini.




Penulis memberikan banyak contoh real dalam bukunya, mulai dari persoalan pendidikan, kegalauan yang tidak semestinya, serta bagaimana menghadapi orang-orang toxic di sekitar kita. Bagian paling menarik dan related dengan banyak pembaca nampaknya permasalahan tentang pernikahan.

Pertanyaan soal, “Kapan nikah?” nampaknya menjadi salah satu trending topic di Indonesia. Meskipun sebenarnya pertanyaan itu tidak salah, namun kadang hal tersebut bisa menjadi motivasi bagi yang mendengar untuk bersegera menikah. Lalu apakah bersegera menikah juga salah? Tentu saja tidak. Menyegerakan kebaikan adalah hal yang dianjurkan. Namun, kita harus tahu apa sebenarnya alasan ingin segera menikah?

Apakah karena omongan orang lain? Atau karena memang kita benar-benar ingin dan wajib menikah?

Penulis memberikan gambaran bagaimana orang yang ingin menikah karena memang sudah siap dengan ilmu dan segala konsekuensinya, juga orang yang ingin menikah hanya karena keinginannya. Kalimatnya yang luwes dan bahasanya yang sederhana menghadirkan kesadaran pada pembaca untuk menjalani hari dengan bahagia karena inilah jalan yang harus kita tapaki sendiri, bukan orang lain.

Penulis juga secara lengkap memberikan gambaran bagaimana ketika Sayyidina Ali dan Fatimah Az-Zahra saling menantikan saat-saat menjadi pasangan halal. Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan pembaca tidak lagi galau perkara cinta, jodoh, dan hal-hal sejenisnya.

Ada banyak buku yang saya baca, tetapi tidak semua bisa memenuhi gizi untuk pikiran. Membaca bab demi bab dalam This is My Way, saya menyadari banyak hikmah yang bisa diambil darinya. Saya belajar sekaligus melahap gizi yang dibutuhkan. Sebab manusia butuh dua sayap untuk bisa terbang mencapai kebahagiaan. Satu sayap jasmani, satu sayap rohani. Keduanya harus seimbang. Teman-teman harus jadikan buku ini sebagai salah satu referensi di saat kita butuh penyeimbang.

 

 

This Is My Way, Sebuah Perjalanan Menemukan Hakikat Hidup yang Sesungguhnya.
Penulis : Maftuha

Penerbit Caraka Publishing, Tuban. 162 halaman, Cetakan Pertama Agustus 2020


Tentang Penulis Buku


Alamat platform: www.sanguinis07.com

Ig: @maftuha_07

Posting Komentar

0 Komentar