Ada
yang tahu arti dari judul artikel ini?
Fidentinus, itu puisiku, beraninya
kau mengambilnya. PENCURI!!
Itu adalah ungkapan kemarahan Martial, seorang
penyair Roma yang gusar atas ulah Fidentinus yang telah mencuri bait-bait
puisinya. Lho, kok tiba-tiba ngobrolin tentang pencuri? Ada apa di NAC?
NAC Kemalingan?
Tentu saja tidak. Hanya saja, untuk menghindari
adanya pencurian seperti yang terjadi pada Martial, materi pertama dalam
kegiatan in class di kampus NAC adalah pembahasan tentang plagiasi.
Plagiat berasal dari dari kata plagiaria (bahasa latin) yang berarti pencuri.
Materi ini dibawakan oleh Kang Briantono Raharjo. Beliau adalah penulis buku
“Kelelahan Yang Kita Rindukan” terbitan Caraka Publishing dan juga dosen
pembimbing andalan di kampus NAC..
Di era serba digital seperti sekarang ini, banyak
orang memiliki hobi baru. Apa itu?
Menulis.
Orang menulis di Facebook, Twitter, mengunggah foto
dengan caption menarik di Instagram dan menggunakan hastag untuk
menarik follower. Dari tulisan pendek di aplikasi media sosial, hingga
tulisan panjang di blog ataupun platform menulis. Banyak orang yang
memiliki hobi baru ini dan berlomba-lomba menyajikan tulisan yang bukan hanya informatif,
tetapi juga menarik meski harus sampai nekat mencuri tulisan orang lain.
Persoalan plagiasi dalam dunia literasi adalah
persoalan etika. Bentuk rendahnya penghargaan si pencuri terhadap karya orang
lain, mengesampingkan kejujuran dan mengakuinya sebagai buah pikiran sendiri. Ini
cukup menjadi tantangan berat dari hobi baru ini.
Saat ini, era literasi digital. Penikmat buku tidak
perlu repot-repot membawa buku ke mana-mana. Semuanya ada dalam genggaman
android. Itu membuat tantangan tulisan akan diplagiat pun menjadi semakin
meningkat.
Di salah satu platform menulis terkenal, beberapa
tahun yang lalu pernah dihebohkan dengan plagiat massal karya-karya di platform
tersebut ke platform menulis lainnya. Butuh dua hingga tiga tahun untuk mengambil
hak cipta kembali. Ada yang berhasil, tidak sedikit yang harus merelakan.
Tentunya, plagiasi bukan hanya merugikan penulis, tetapi juga si pencuri. Nama
baik dipertaruhkan.
Mau tahu lebih dalam tentang plagiasi ini?
Bagaimana sejarahnya? Bagaimana para akademisi di Amerika dan Eropa
menyikapinya di pertengan tahun 2000? Apa saja yang menjadi ruang lingkup
plagiasi dan bagaimana mencegahnya? Apa yang terjadi kalau karya yang diplagiat
sudah terlanjur terkenal?
Semuanya sudah dijawab oleh Kang Brian dalam
kegiatan in class di kampus NAC. Kamu bisa ikut kelasnya di batch selanjutnya
ya. Jangan lupa follow ig @nulisajacommunity untuk informasi penerimaan
mahasiswa baru tahun 2021.
0 Komentar