Bukan hanya makanan berat bahkan jajanan juga sangat banyak dan memiliki kekhasan masing-masing. Jajanan Indonesia juga sudah mendunia. Banyak juga food vlogger yang meliput atau merview jajanan khas Indonesia terutama jajanan tradisional. Jajanan tradisional yang dulu masih menjadi primadona kini semakin lama semakin terkikis oleh jajanan-jajanan kekinian. sudah sedikit sekali yang bisa memasak atau memasarkan jajanan tradisional nusantara.
Kita mungkin sudah akrab dengan nama-nama semacam getok, pleret, cenil, apem, nogosari dan nama-nama unik yang lain. Tapi tahukah kalian nama-nama dari jajanan nusantara ternyata memiliki cerita yang belum banyak diketahui oleh orang-orang. Seperti jajanan yang belakangan sedang viral adalah klepon. Klepon sendiri berasal dari Jawa, namun di daerah Sumatra juga ditemukan jajanan yang sama. Kelpon adalah jenis jajanan yang kenyal dan di dalamnya ada gula jawa yang meleleh ketika digigit. Hal ini melambangkan bahwa semua hal yang awalnya terasa alot akan mencair pada akhirnya.
Jajanan tradisional nusantara memiliki makna dan falsafah tersendiri dari namanya. Berikut ini adalah cerita di balik nama dari beberapa jajanan nusantara yang berhasil penulis himpun dari berbagai sumber :
1. Apem
Apem sangat akrab di telinga orang-orang jawa, karena memang jajanan ini berasal dari tradisi orang jawa. Orang-orang Jawa sering mengadakan acara-acara syukuran, sedekah bumi atau tumpengan. Apem selalu ada dalam acara-acara tersebut terutama ketika acara megengan.
Apem berasal dari kata bahasa Arab yaitu ‘afwun yang artinya memafkan. Makna filosofinya adalah kita sembagai manusia yang banyak salah diharuskan meminta maaf kepada Allah dan sesama manusia. Pada acara megengan orang-orang akan berkumpul dan memanjatkan doa bersama, sebagai bentuk rasa syukur. Kemudian apem dibagikan untuk dinikmati bersama.
Konon dalam sebuah cerita apem sudah ada sejak jaman Sunan Kalijaga, beliau mengubah seserahan yang awalnya diberikan masyarakat sekitar untuk sesmbahan, digantikan dengan apem dan masyarakat diajak untuk memanjatkan doa dan bersyukur kepada Allah.
2. Pleret
Pleret adalah nama masakan khas dari jawa juga. Pleret ditemukan di beberapa daerah, salah satunya Lamongan. Meski di Solo juga ada. Bentuk penyajian pleret pun berbeda-beda, misalkan yang di Solo, pleret menggunakan kuah santan yang dipadukan dengan gula jawa kental, sedangkan di Lamongan pleret di sajikan dengan parutan kelapa muda.
Pleret dibuat ketika umur pernikahan seseorang telah menjapai 40 hari atau dalam bahasa Jawa pendak dino. Tujuan membuat pleret adalah agar si mempelai berdua dalam mengarungi bahtera rumah tangga diberi kelancaran, baik dalam hal anak, rizki, atau urusan-urusan rumah tangga lain.
Cara pembuatan pleret adalah dengan menekan adonan dengan alat khusus agar berbentuk gepeng, dan ini yang dinamakan pleret. Maknya filosofinya adalah agar pernikahan di mudahkan segala urusan seperti saat menekan adonan yang mudah dan lunak. Konon katanya, yang membuat pleret tidak boleh banyak bicara dan harus disertai dengan berdzikir.
3. Gemblong
Kue gemblong juga berasal dari Jawa. Kue ini sangat erat kaitannya dengan pernikahan. Kue gemblong biasanya di bawa oleh mempelai peria pada saat acara lamaran untuk diberikan kepada keluarga calon mempelai wanita dan sebaliknya. Belum afdlol katanya ketika lamaran tidak membawa kue gemblong.
Kue gemblong sepintas penampakannya biasa saja, tidak ada yang menarik. Kue ini memiliki warna pituh susu dan berbentuk bulat besar. Pembuatannya hampir sama dengan pembuatan kue moci yang asli dari Cina, hanya saja perbedaannya dari tekstur kepadatan. Kue gemblong lebih padar dan lebih lengket serta tebal. Kue gemblong hanya ada saat prosesi lamaran. Makna filosofi dari kue ini adalah agar hubungan keduabeleh pihak keluarga lebih lengket, lebih erat.
Kue gemblong memiliki rasa gurih dan kenyal. Sangat enak ketika dinikmati berdampingan dengan teh hangat. Konon di beberapa daerah kue gemblong juga menjadi sebuah pertanda bahwa si wanita sudah ada yang melamar, jadi ketika ada yang bertanya maka pihak keluarga secara halus akan menolak dengan kata “wes digemblongi”.
Nah, itu tadi beberapa nama jajanan khas Nusantara dan cerita di balik namanya. Masih ada banyak sekali jenis dan nama jajanan-jajanan lain. Indonesia memang sangat kaya akan budayanya. Tidak akan cukup satu buku untuk membahas satu buadaya saja di Nusantara ini. Keragaman di dalamnya membuat Negeri Khatulistiwa ini istimewa dan unik.
Rasa yang khas dan cara penyajian yang berbeda-beda membuat keunikan tersendiri untuk makanannya. Rasa dan cara penyajian juga merupakan identitas bagi asal daerah pembuatnya. Hal inilah yang membuat Indoneisa menjadi primadona di mata Dunia. Semoga jajanan-jananan khas Nusantara tetap menjadi raja di Negerinya sendiri.
Selamat menikmati dan jangan lupa bahagia.......
By : John Ahmad
0 Komentar