Puisi-Puisi Saharuddin Ronrong







Nasib Seekor Burung


Seekor burung hinggap

pada kayu lapuk

hidup telah

melemparkannya ke sana

Setelah lolos dari bidikan senapan

seorang pemuda


Hidup yang semula melindungi

kelak mencelakai bila waktunya

garis tadir yang lurus akan mengenai

siapa saja


Setelah itu

jalan-jalan akan licin kembali

selepas itu burung lain

akan bernasib sama








Nasib Seorang Bocah


Seorang bocah menadah air hujan

Lalu ditapisnya dan muncul wajah ibunya

Yang menukik dengan sayapnya


Seorang bocah menumbuk rasa nyeri

Dicampur ngilu dan linu

Yang menusuk hari-harinya


Seorang bocah mewarnai kuku-kukunya

Memulai upacara mengusir bala

Di depan toko yang menjual ibunya







Pengintaian


Siapa yang masih menulis sajak

di tahun seduka ini

kematian mematuk-matuk siapa saja

yang berkeliaran di luar rumah


Berapa ongkos bersembunyi dari maut

dari neraka yang panjang

di musim sesuram ini

semua pohon berbuah pahit


Siapa pula yang masih bernyanyi itu

penuh luka dan ampas kesedihan

maut memandangnya

ia memberi restu







Serat Sihir di Bawah Ranjangku


Telah kurawat ranting ranggas

Menjadi pohon berbuah ranum

Seperti ramalanmu

Yang merintangi jalanku


Aku tak akan meraup rasa lega

Meski hidupku penuh pesta

Seperti rahasiamu

Yang merangkak di malamku


Rengekanku rekah di dadamu

Di remang alis hitammu

Lepaskanlah aku yang hina

Dari yang menjalar dari bawah ranjangku








Penulis: Saharuddin Ronrong asal Makassar, lahir 19 September. Facebook: Didin Daeng Ronrong. 




Posting Komentar

0 Komentar